Monday, March 9, 2015

PUISI UNTUK ALMARHUM

 SEBATAS RINDU
Puas aku tertawa, bercanda, bergembira ria bersama mereka yang selalu ada dalam film perjalananku
Seketika itu, waktu seperti berhenti
Jarum jam tak menunjukkan kehidupan
Hembusan angin menerpa kedua bola mata ini
Oksigen seakan tak dapat menembus rongga hidung 
Entah apa yang terjadi??
Dan tanpa kusadari, mata ini meneteskan sebuah cairan asin yang berjatuhan dengan derasnya
Hingga akhirnya, aku tersadar bahwa tetesan itu adalah sebuah bukti kerinduan
Yah, cukup lama aku tidak melihat bola matanya yang penuh derita
Wajahnya yang seakan sudah tidak sanggup menjalani kehidupannya
Senyumnya yang menyembunyikan banyak pertanyaan
Sosok itu kini telah lama menghilang
4 tahun kini telah berlalu, perjalananku dihiasi dengan kehampaan meskipun selalu dipenuhi canda tawa
Tetapi itu hanyalah sebuah kebohongan besar
Sosoknya yang selalu kurindukan kini hanya bisa hadir dalam mimpi yang tak ingin kuakhiri
Kerinduanku terhadap beliau, hanya bisa kutuangkan dalam sebuah doa
"semoga disurga nanti aku, ayah, ibu, dan adikku dapat bersama-sama lagi, hidup bahagia"

No comments:

Post a Comment