Tuesday, June 16, 2020

Makalah Bahasa Indonesia tentang Menyimak

Kelompok 5

Mata Kuliah  : Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia
Menyimak

Disusun oleh
Kelas 14 L
30. RAFICHO RATNA DILLA                               10540945914
21. RIMA YANTI A.                                                 10540945014
10. NURUL  ASMI                                                    10540943714
29. HASRIANTI                                                        10540945814
9. RAHMAT RIZAKTI                                            10540943614
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca sebagai administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar, 11 Maret 2015

Kelompok V







DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................................ 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG................................................................................ 4
1.2. RUMUSAN MASALAH............................................................................ 4
1.3. TUJUAN PENULISAN................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN MENYIMAK.................................................................... 5
2.2. TUJUAN MENYIMAK.............................................................................. 6
2.3. JENIS-JENIS MENYIMAK....................................................................... 7
2.4. TAHAPAN MENYIMAK.......................................................................... 8
BAB III PENUTUP................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10






BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam kedudukan kita sebagai mahasiswa kita tidak bisa lepas dari interaksi dan komunikasi baik dengan sesama mahasiswa, dosen, keluarga, maupun masyarakat.
Dalam proses interaksi dan komunikasi diperlukan keterampilan berbahasa aktif, kreatif, produktif dan resesif apresiatif yang mana salah satu unsurnya adalah keterampilan menyimak yang bertujuan untuk menangkap dan memahami pesan ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan. Karena Sering kali didalam kita berinteraksi dan berkomunikasi mengalami kendala. “kita (sebagai simakan) atau orang lain (sebagai penyimak) tidak dapat menangkap dengan baik pesan ide atau gagasan pada saat komunikasi berlangsung”.
Dengan demikian menyimak sangat penting dalam proses kehidupan kita sebagai mahasiswa juga sebagai manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berinteraksi dan berkomunikasi. Oleh karena itu, kami akan mencoba menyusun kontribusi ilmu menyimak dalam peningkatan mutu interaksi dan komunikasi agar lebih terarah dan efisien.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
1.    Apakah yang dimaksud dengan menyimak?
2.    Apakah tujuan dari menyimak?
3.    Apa
4.    Bagaimanakah tahapan-tahapan dalam menyimak?
1.3. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu:
1.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan menyimak.
2.    Untuk mengetahui tujuan dari menyimak.
3.    Untuk mengetahui jenis-jenis menyimak.
4.    Untuk mengetahui tahapan-tahapan dalam menyimak.
BAB II PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN MENYIMAK
Menyimak termasuk unsur yang sangat penting dan mendasar dalam interaksi belajar mengajar, sebab dengan menyimak anak didik dapat memahami yang diungkapkan oleh pembicara. Menurut Tarigan, menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang – lambang lisan dengan penuh perhatian atau pemahaman apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang disampiakan oleh sipembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. (Anderson 1972 / Tarigan 1986). Sedangkan menurut Underwood, menyimak adalah Menyimak ialah kegiatan mendengar atau memperhatikan baik – baik apa yang diucapan orang, menangkap dan memahami makna dari apa yang didengar.
Berdasarkan pengertian diatas, dapatlah dikatakan bahwa menyimak adalah mendengarkan dengan penuh pemahaman, perhatian, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi pesan yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2.2. TUJUAN MENYIMAK
Tujuan orang meyimak sesuatu itu beraneka ragam. Menurut Bunga Ayesha, tujuan dari menyimak adalah untuk mendapatkan fakta, mengevaluasi fakta, menganalisis fakta, mendapatkan inspirasi, menghibur diri, dan meningkatkan kemampuan berbicara. Selain itu, shrope (dalam Tarigan, 1987:56) mengemukakan bahwa tujuan menyimak antara lain :
a.    Agar seseorang memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara (untuk belajar);
b.    Untuk menikmati keindahan audial;
c.    Agar dia dapat menikmati serta menghargai apa yang disimak itu;
d.   Untuk mengapresiasikan materi simakan;
e.    Agar dia dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan serta perasaan kepada orang lain dengan lancar;
f.     Agar dia dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat;
g.    Untuk meyakinkan diri terhadap suatu masalah yang diragukan.
Jika ditinjau dari tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami ataupun menghayati pesan, ide, gagasan, yang tersirat dalam bahasa simakan atau menyimak bertujuan melatih siswa dalam menganalisis dan mengetahui tekanan kata, nada, kalimat, makna kalimat dalam sebuah cerita yang didengarnya. Hal ini dimudahkan agar siswa mampu menafsirkan melalui unsur bunyi dan dapat menangkap arti yang tersirat dalam cerita pendek tersebut serta memiliki sikap positif dalam mendengarkannya.
2.3. JENIS-JENIS MENYIMAK
Menyimak dapat pula didasarkan kepada cara penyimakan bahan simakan. Cara menyimak isi bahan simakan memperdengar kedalam dan keluasan hasil simakan. Berdasarkan cara penyimakan dikenal dua jenis menyimak yaitu:
1.    Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif adalah kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Menyimak ekstensif memberi kesempatan dan kebebasan kepada para siswa mendengar dan menyimak butir-butir kosa kata dalam struktur yang masih asing atau baru baginya. Menyimak ekstensif meliputi menyimak sosial, menyimak sekunder, menyimak estetik, dan menyimak pasif.
a.    Menyimak sosial (social listening) biasanya berlangsung dalam situasi sosial, tempat orang-orang ngobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan respon satu sama lain untuk membuat responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang dikemukakan.
b.    Menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (causal listening) dan secara ekstensif. Contohnya menyimak pada musik mengiringi ritma atau tarian-tarian rakyat di sekolah dan pada cara-cara yang terdengar sayup-sayup sementara penyimak menulis surah pada seorang teman di rumah.
c.    Menyimak estetik (esthetic listening) adalah fase dari kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif, mencakup nemyimak musik, puisi dan pembacaan dan menikmati cerita yang di ceritakan oleh guru maupun siswa.
d.   Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya seseorang pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesah-gesah, menghafal diluar kepala, berlatih santai, serta mengusai suatu bahasa.
2.    Menyimak intensif
Menyimak intensif lebih diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu di bawah bimbingan langsung para guru, maka menyimak intensif di arahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih di awasi, di kontrol terhadap suatu hal tertentu. Menyimak intensif mencakup menyimak kritis, menyimak konsentratif, menyimak kreatif, menyimak eksploratif, menyimak interogatif, dan menyimak selektif. Menyimak kritis yaitu kegiatan menyimak yang bertujuan untuk memberi argumenargumen kritis tentang suatu masalah yang disampaikan oleh pembicara. Menyimak konsentratif yaitu kegiatan menyimak yang bertujuan untuk memahami secara sempurna apa pesan yang ada dalam pembicaraan, kemudian dapat memberi respons berupa respons tindakan atau respons verbal sesuai atau sama dengan pesan pembicaraan. Menyimak kreatif, berhubungan dengan imajinasi seseorang, penyimak dapat menangkap isi yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan berapresiasi terhadap puisi tersebut. Menyimak interogatif adalah yaitu kegiatan menyimak yang bertujuan untuk memberi respons dalam bentuk pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi simakan. Menyimak selektif, dilakukan dengan menampung aspirasi dari pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan. Menyimak eksploratif adalah kegiatan menyimak dengan tujuan pada akhir kegiatan menyimak ia menemukan sesuatu.
2.4  PROSES MENYIMAK
Menyimak adalah suatau kegiatan yang merupakan suatu proses. Dalam tahap menyimak pun terhadap tahap-tahap, antara lain;
1.    Tahap mendengar; dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya. Jadi, kita masih berada dalam tahap hearing.
2.    Tahap memahami; setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara. Kemudian sampailah kita dalam tahap understanding.
3.    Tahap menginterpretasi; penyimak yang baik, cermat dan teliti belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu. Dengan demikian, sang penyimak telah tiba pada tahap interpreting.
4.    Tahap mengevaluasi; setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraab, penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara. Dengan demikian sudah sampai pada tahap evaluating.
5.    Tahap menanggapi; tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Lalu penyimak pun sampailah pada tahap menanggapi (responding).









BAB III PENUTUP
Hakikat dari ilmu menyimak adalah suatu aktivitas yang mencakup kegiatan mendengar dan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai dan merealisasi atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.
Jadi menyimak sangatlah penting bagi para pelajar mahasiswa, menyimak bertujuan untuk menangkap, memahami pesan, ide serta gagasan yang terdapat pada materi atau bahasa simakan.
Keterampilan menyimak sangatlah penting, baik diluar maupun di kampus, peranannya besar sekali dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga, di masyarakat, di pabrik, di kantor, di perusahaan, di sekolah dan sebagainya.
Akhir kata semoga makalah ini akan memberikan sedikit pencerahan terhadap mayoritas orang terhadap keterbatasan keterampilan dalam ilmu menyimak yang baik dan benar.

















DAFTAR PUSTAKA
Bahan Ajar Keterampilan Berbahasa Dan Sastra Indonesia SD, Universitas Muhammadiyah Makassar By Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd..

      






Story 1


Tiap orang harus punya jendela. Tak harus punya rumah untuk memiliki jendela. Siapapun berhak memiliki jendela. Tidak akan ada orang yang bisa menghentikanmu untuk memiliki satu benda itu.

Mengapa kita memerlukannya? Jendela tentu harus di sebuah rumah? Omong kosong apa ini?

Tidak,, tidak,, aku tidak bermaksud mengatakan jendela yang itu. Tapi yang kumaksud adalah jendela di dalam dirimu.

hmmmm wait a minute!! Hal lucu apa itu???

Yah maksudku, dengan jendela kau bisa liat dunia luar tanpa harus melangkah keluar. Wait!! Aku tidak bermaksud menahanmu di dalam yah. Tapi Maksudnya, ketika engkau menjalin hubungan, berteman, dan sebagainya terkadang kau hanya bisa memperhatikan orang itu dari jauh tanpa harus melangkah maju masuk ke kehidupannya karna tiap orang ada hal yang mereka tidak ingin dicampuri. Dan jendela disini sebagai pengingat bahwa heyyy batasmu sampai disini, kau tidak perlu ikut campur lebih jauh atau itu akan menghancurkan hubungan kalian.

Nahh, gimana udah ngerti kan??

Eits, ada lagi.....
Taukan jendela biasanya kita buka pada saat menjelang malam. Menandakan waktunya istrahat, angin malam tak baik untuk kesehatan. Nah ini tuh diibarakatkan kamu yang sedang tidak ingin diganggu oleh orang luar. Kebanyakan dari orang-orang pasti memiliki masa ketika dia ingin benar-benar sendiri tanpa ingin ada kebisingan dari luar yang mengganggu, ingin ketenangan nahh dengan adanya jendela dalam dirimu yang kau tutup maka orang orang akan sadar dan tahu bahwa kau tak ingin diganggu...



Tunggu,,,, kenapa bukan pintu?? Bukannya pintu lebih baik? Orang bisa masuk dengan leluasa beda dengan jendela? Dan pintu biasanya mengisyaratkan kedatangan dan kepergian seseorang.


*Semua punya fungsi dan ceritanya sendiri, apapun itu mari kita maknai dengan pikiran yang positif.*






Jayapura, 16 Juni 2020

Dibalik Kebungkaman


Dibalik kebungkaman
             Hari yang sangat cerah. Disebuah ruangan yang lumayan besar dan ruangan itu layak untuk disebut kamar, terlihat sebuah pena yang melekat pada jemari simajikannya yang sangat mulus.  Pena itu sedang mempertontonkan tariannya yang begitu gemulai di atas panggung berlantai kertas. Dan tentunya, pena itu tak akan bisa menari tanpa tuntunan dari simajikannya. Kadangkala, pena itu menghentikan aksinya dan mencoba untuk memberikan si kertas ruang untuk bernafas. Dan ada banyak sekali benda berserakan di sekitar gadis yang tengah serius menjajali bukunya dengan pena, seperti penjepit kertas, lem, penggaris, notebook, flashdisk, tas, tissue, cermin, laptop, kertas polio, plaster, kertas HVS, kalkulator, alfalink, novel, buku LKS, stabilo dan juga atlas. Ternyata dia adalah sosok yang berantakan. Entah apa yang ingin dia coba kerjakan sekarang, yang jelas hanya dia dan Tuhan yang tahu. Dia adalah sosok yang pendiam, terlihat dari ketekunannya mencoreti kertas putih itu. Menurut “penelitian asal”, orang yang gemar menulis dan saat menulis ia hanya terfokus pada tulisannya itu maka orang itu pastilah pendiam, yakin 20%. Dia memiliki mata yang berbinar-binar, hidung mancung, bulumata yang lentik, kaki yang jenjang, badan yang ramping, layaknya seperti seorang artis diera 90-an. Dijemarinya melingkar sebuah cincin permata sebagai tanda bahwa ia telah menjadi milik orang lain tetapi belum sah dimata hukum dan agama alias tunangan, gelang mawar dan jam tangan pink dikedua pergelangan tangannya. Rambutnya terurai denga panjang kira-kira sebahu dan warnanya hitam pekat. Ada aroma khas yang sering meruak lubang hidung ketika berada tepat didekatnya yaitu aroma khas shampo yang sering ia gunakan, lidah buaya. Dikedua telinganya tergantung permata putih mungil yang berkilau, bahkan dari kejauhan kilaunya itu dapat mensilaukan mata ketika memandanginya. Aroma mawar putih dan mawar merah juga melekat ditubuhnya. Semua itulah yang menambah keelokan si gadis tersebut.
            Bagi orang yang mengenalnya, sudah menjadi hal biasa dengan tampilan seperti itu. Bahkan itulah yang menjadi salah satu alasan iya dipersunting oleh seorang pangeran dari kerajaan dunia. Tapi tidak pada hari itu, entah mengapa hal-hal yang ia benci kini telah berubah menjadi kesukaannya. Dia benci hal-hal yang berbau bersih-bersih apalagi berbicara tentang kamarnya. Orang yang melihat isi kamarnya pasti akan mengira bahwa telah terjadi gempa. Kamarnya hancur bak kapal pecah. Orang memang akan bertanya-tanya, dia bukanlah dia. Memang membingungkan tetapi itulah dia. Dalam hal fashion, ia tak terkalahkan akan tetapi dalam hal dekorasi kamar ataupun tentang kebersihan kamar, ia selalu menjadi yang terbelakang.
            Tiba-tiba , ia bergeser dari kerjaannya . Lalu berdiri , ia baru tersadar bahwa ia berada dalam sebuah tempat setelah seharian mengerjakan penelitian amburadulnya . Dia sempat menjadi orang pimplang atau mungkin amnesia sementara , atau mungkin juga menjadi orang gila . Entahlah , hanya diri , hati , dan perasaannyalah yang tahu bagaimana keadaannya saat itu . Dia sempat berpikir dirinya , raganya , jiwanya , berada di perpustakaan(178) , kemudian berpikir lagi bahwa dia sedang di parkiran(296) , berubah lagi bahwa dia di secret(179) , berubah lagi bahwa dia lapangan(184) , tapi bukan pikirannya berubah lagi bahwa dia sedang di kantor(180) , bukan lagi tapi di ruang PMR(181) , tapi bukan . Hmmmm,,,, kali ini pasti tebakannya benar . Setelah dilakukan pengamatan dengan menggunakan metode interview , pertanyaan dengan pola 5W + 1H , ternyata ia berada di kelas(174) kotor impiannya . Dia baru tersadar saat ia memerhatikan sekelilingnya . Ada meja(13) dan istrinya ibu kursi(14) , papan tulis(8) dengan istri dan anaknya spidol(176) dan penghapus(10) , dinding(82) yang dihiasi dengan paku(12) , terminal(5) , mading(7) dengan paku tindis(11) disudut-sudutnya , sertifikat(9) , jam dinding(19) , spanduk(48) , kalender(50) , kabel(52) , bingkai foto(54) , piagam(61) , roster(75) , lukisan(108) gunung merapi , saklar(141) , kilometer(142) , bohlam(154) , gabus(172) , bel(196) , dan poster(198) . Jendela(63) dengan kaca(62) dan horden(25)nya yang bewarna hijau , palpon(60) , seng(36) , dan atap(94) , yang selalu setia bertahan demi melindungi benda hidup dan benda mati , pintu(95) dengan ensel-ensel(230) tua dan gembok(103) rusaknya , kaligrafi(262) yang tergantung dengan bantuan tali(159) dan diatas perpaduan pasir(182) , semen(183) , batu merah(3) , batu bata(37) , kerikil(38) , air(128), besi(153) , dan kayu(160) , ditutupi dengan warna indah dari cat(204) dan coretan-coretan kecil dari kuas(206) yang menghasilkan warna yang sempurna , taplak meja(287) hijau yang menjadi busana trendi masa itu , tegel(67) yang pecah-pecah akibat injakan benda hidup yang tak pandang bulu , sapu(6) , skop sampah(33) , tempat sampah(81) , plastik(90) , puntun-puntun rokok(99) isapan sipenggila keharaman diatas asbak(100) , tinta pulpen(117) yang tak bernyawa lagi , jurnal(143) , kaset(205) bekas , kapas(257) , botol(279) bekas , kawat(300) , ranting(299) , daun(298) , karet(286) , piala(269) yang tak dihargai lagi dan patung(288) hancur yang berserakan dimana-mana , tumpukan perkakas seperti : palu(241) , gergaji(242) , pahat(243) , ketan(245) , sound system(276) , katrol(260) , meteran(280) , cangkul(282) , pipa(283) dan moleng(281) yang dipenuhi dengan debu(186) membuat mata kesakitan , meringis-ringis melihat pemandangan yangtak enak itu .
            Selang beberapa menit kemudian , dia berjalan keluar sambil memegangi jerawat(256) kecil yang ditutupi dengan handiplas(2580 bergambar diwajahnya . Saat langkah 15 kali , 16 kali , 17 kali , 18 kali ,19 kali , 20 kali , dia terhenti . Wajahnya berubah saat dia mencium bau tak sedap dari selokan(130) samping kelasnya . Tiba-tiba secercak air membasahi pipi(47)nya yang sudah diolesi pewarna buatan . Dia pun berlari mencari tempat berteduh . Sesampai ditempat tersebut  dia memandangi langit(124) yang terbentang luas diangkasa dengan tempelan-tempelan kecil bewarna putih yaitu awan(125) dan matahari(126) yang hampir redup dikarenakan cuaca hari itu  . Dan pandangan terakhirnya waktu itu adalah gunung(127) kecil yang terbentang di depannya yang pernah menjadi tempat impian terindah bersama sahabat-sahabatnya sewaktu kecil dulu . Lagi-lagi pikirannya tertuju pada kenangan pahit yang mengubahnya menjadi orang aneh . Dengan cepat ia mengarahkan pandangannya kearah yang lebih luas . Dilihatnya siswa berlarian meninggalkan aktivitasnya saat itu karena takut baju putih abu-abunya , baju olahraganya akan kebasahan . Sepertinya ada kilat yang tiba-tiba menyambar otaknya sampai koslet sehingga dia mengeluarkan pertanyaan bodoh yang belum pernah ada sebelumnya . Mengapa ???????????????? mengapa bendera merah putih(4) , net volly(43) , tiang volly(44) , bola volly(45) , bola takraw(46) , bambu(53) , tiang takraw(55) , net takraw(56) , tower(57) , parabola(64) , tanah(68) , pagar bambu(97) , tangga(111) , tiang bendera(135) , ban motor(144) bekas , gerobak(199) , drum(207) , jalanan(222) , antena(232) , trotoar(264) , pos satpam(265) , jemuran(270) , kaca spion(278) , dan kubah(297) tidak ikut berlari seperti mereka mencari tempat berteduh dan mengapa pula ayam(26) , anjing(27) , burung(51) , dan kambing((1850 harus ikut berteduh ??????????? . Tapi pertanyaan bodoh itu langsung lenyap dikarenakan jawaban pasti bahwa “ hanya tuhan yang tahu itu “ . Setelah hujan redah ia meninggalkan tempat itu sambil memerhatikan rumput-rumput(39) yang basah . Dia berjalan melewati laboratarium(96) , ketika sosoknya hampir tak terlihat lagi tiba-tiba langkahnya terhenti di persimpangan penasarannya . Pandangan beralih kesosok yang sepertinya ia kenal , sosok itu sedang asyik membuat penemuan baru dari campuran larutan obat nyamuk(249) , korek api(248) , dan sunlight(190) didalam gelas kimia(197) . Entah larutan apa yang akan ia ciptakan . Mungkin larutan untuk membunuh si cewek aneh itu , ataukah larutan penghilang ingatan , atau entahlah . Karena dirinya sudah lelah melototi si ilmuan bajakan ia pun segera menghilang . Dia berlari-lari kecil sambil tertawa . Hari itu dia sangat aneh kadang tersenyum , cemberut , menangis , seperti orang gila . Kakinya terhenti tepat didepan wc(173) . Dilihatnya ember(208) yang kumuh , baskom(209) dan gayung(210) yang tak layak pakai , bak mandi(261) yang dipenuhi tumbuhan lumut , dan klosek(193) yang bewarna kuning kecokelat-cokelatan . Wajahnya tampak sangat lucu , sangat jelas bahwa saat itu dia ingin muntah . Jadi sebelum isi perutnya keluar semua , ia pun segera meninggalkan tempat yang menyeramkan itu dibanding rumah hantu . Dia beralih ke pondok peristrahatan guru-guru . Tempat itu dipenuhi microphone(116) , micron(118) , LCD(138) , telivisi(119) , kulkas(120) , dan sofa(121) . Penciumannya yang tajam mengalihkan pandangannya kesebuah pertunjukan tragis . Pertunjukan antara siwajang(133) dan spatula(134) diatas kompor(140) , pisau(187) yang sangat sadis tampa pandang sakit atau tidaknya mencincang-cincang sibawang putih(169) , bawang merah(168) dan sicabai(167) . Tapi pertunjukan itu malah membuatnya sangat gembira . pak satpam tiba-tiba muncul dihadapannya dengan bulu kumis(162) khasnya dan kopiah(91) hitam . Dia hanya tersenyum kepada pak satpam seakan-akan semuanya akan lenyap . Pak satpam hanya ternganga heran dan dalam hati kecil pak satpam berkata “ ada apa dengan anak itu “ . Saat pak satpam ingin bertanya padanya ternyata dia telah menghilang . Kini langkah berikutnya , entah langkah kesekian kali dan mungkin juga itu adalah langkah terakhirnya yang tertuju pada masjid(59) sekolah . Dengan penuh keyakinan , dia melangkahkan jejak pertamanya di masjid yang didahului dengan kaki kanannya . Dengan cepat , ia meraih Al-qur’an(156) lalu melangtungkan ayat-ayat yang terdapat didalamnya . Setelah terucap kata “ Shodaqallaahul ‘adzim “ , ia pun meletakkan Al-qur’an ketempat yang suci . Tak lama kemudian , terdengar hempasan nafas yang begitu lega dari sosoknnya . Ternyata itu adalah nafas terakhir yang membawanya kesebuah tempat yang lebih indah . Kini dia telah menjadi orang yang bahagia seutuhnya , tanpa beban pikiran dan rasa penuh penyesalan .

THE END
NAMA              ; RAFICHO RATNA DILLA
NIS                 ; 113193
KELAS              ; XI IPA 3



               

Kepemimpinan Pendidikan dalam Pembelajaran yang Efektif dan Efisien di Sekolah Dasar


MAKALAH
Kepemimpinan Pendidikan Dalam Pembelajaran Yang Efektif Dan Efisien Di Sekolah Dasar

Mata Kuliah        : Administrasi dan Supervisi Pendidikan
Dosen                  : Drs. H. Muhammad Basri, M.Si.


Oleh
RAFICHO RATNA DILLA
10540945914
KELAS 6 L

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Juni, 2017
A.  PENDAHULUAN
1.    Pengertian Administrasi Pada Umumnya dan Administrasi Pendidikan
            Administrasi secara umum adalah suatu proses/kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan suatu kegiatan dalam mencapai suatu tujuan.
            Sedangkan administrasi pendidikan menurut Drs.M.Ngalim Purwanto ialah segenap proses pengarahan dan penintegrasian segala sesuatu baik personal, spiritual, dan material yang bersangkut paut dengan tercapainya tujuan pendidikan.
            Dan menurut Depdiknas RI, Administrasi pendidikan adalah suatu proses kseleruhan kegiatan bersama dalam dalam bidang pendidikan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoorcdinasiaan, pengawasan, pembiyaan, dan pelaporan dengan menggunakan atau memanfaatkan fasilitas yang tersdia, baik personal, material maupun spiritual untuk mencapai tujuan pendidikan secara efesien dan efektif.
            Sehingga dapat disimpulkan bahwa administrasi pendidikan adalah suatu proses/kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan (Planning), tindakan (Action), dan pengawasan (Controlling) suatu tindakan dalam mencapai tujuan pendidikan yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan mejadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2.    Jenis-Jenis atau Macam-Macam Kepemimpinan
            Dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan, maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilah, akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasi tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar, yaitu:
*   Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas
*   Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan  hubungan kerja sama
*   Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai
            Berdasarkan ketiga pola dasar tersebut terbentuk perilaku kepemimpinan yang berwujud pada kategori kepemimpinan yang terdiri dari tiga tipe pokok kepemimpinan, yaitu:
a.    Tipe Kepemimpinan Otoriter
Tipe kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan ditangan satu orang. Pemimpin bertindak sebagai penguasa tunggal. Kedudukannya dan tugas anak buah semata-mata hanya sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan. Pimpinan memandang dirinya lebih dalam segala hal, dibandingkan dengan bawahannya. Kemampuan bawahan selalu dipandang sebelah mata, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa diperintah.
b.    Tipe Kepemimpinan Kendali Bebas
Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpinan otoriter. Pemimpin berkendudukan sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan masing-masing baik secara perorangan maupun kelompok kecil. Pemimpin hanya memfungsikan dirinya sebagai penasihat.
c.    Tipe Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai faktor utama dan terpenting dalam setiap kelompok/organisasi. Pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang memiliki kepribadian dengan  berbagai aspeknya seperti dirinya juga. Kemauan, kehendak, kemampuan, buah pikiran, pendapat, kreatifitas, inisiatif yang berbeda-beda dan dihargai disalurkan secara wajar. Tipe pemimpin ini selalu berusaha memanfaatkan setiap orang yang dipimpin. Kepemimpinan tipe ini dalam mengambilan  keputusan  sangat mementingkan  musyawarah, yang diwujudkan pada setiap jenjang dan didalam unit masing-masing.
            Ketiga tipe kepemimpinan di atas dalam praktiknya saling isi mengisi atau saling menunjang secara variasi, yang disesuaikan dengan situasinya sehingga menghasilkan kepemimpinan yang efektif (Veithzal Rivai: 2006).
            Tipe kepemimpinan berdasarkan kelompok sarjana lain yang membagi tipe kepemimpinan sebagai berikut (Kartini Kartono: 2008):
a.    Tipe Karismatis
Tipe kepemimpinan ini memiliki kekuatan energi, daya-tarik, dan pembawa yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Sampai sekarang pun orang tidak mengetahui benar sebabnya mengapa seseorang itu memiliki karisma begitu besar. Dia dianggap mempunyai kekuatan ghaib (supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Dia banyak memiliki inspirasi, keberanian, dan keyakinan teguh pada pendirian sendiri. Totalitas kepribadian  pemimpin memancarkan pengaruh dan daya-tarik yang amat besar. Tokoh-tokoh besar antara lain: Jengis Khan, Hitler, Gandhi, John F Kennedy, Soekarno, dll.
b.    Tipe Paternalistis
Yaitu tipe kepemimpinan yang kebapakan, dengan sifat- sifat antara lain:
Ø  Dia menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan
Ø  Dia bersikap terlalu melindungi (overly protective)
Ø  Jarang dia memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri
Ø  Dia hampir tidak pernah  memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif
Ø  Dia tidak memberikan kesempatan atau hampir-hampir tidak pernah memberikan kesempatan pada pengikut dan bawahannya untuk mengembangkan imajinasi dan daya kreatifitas mereka sendiri
Ø  Selalu bersikap maha tahu dan maha benar
Selanjutnya tipe kepemimpinan yang maternalistis juga mirip dengan tipe yang  paternalistis, hanya perbedaanya: adanya sikap over-protective atau terlalu melindungi yang lebih menonjol, disertai kasih sayang yang berlebih-lebihan.
c.    Tipe Militeristis
Tipe ini sifatnya sok kemiliter-militeran. Hanya gaya luar saja yang mencontoh gaya militer. Tetapi jika dilihat lebih seksama, tipe ini mirip sekali dengan tipe kepemimpinan otoriter. Hendaknya dipahami, bahwa tipe kepemimpinan militeristis itu berbeda sekali dengan kepemimpinan organisasi militer. Adapun sifat-sifat pemimpin yang militeristis:
Ø Sering banyak menggunakan sistem perintah/komando terhadap bawahannya keras sangat otoriter kaku dan seringkali kurang bijaksana
Ø Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan
Ø  Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebih-lebihan
Ø  Menuntut adanya disiplin keras dan kaku dari bawahannya
Ø  Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya
Ø  Komunikasi hanya berlangsung searah saja.
d.   Tipe Otokratis
Kepemimpinan otokratis itu mendasari diri pada kekuasaan dan paksaan yang mutlak yang harus dipatuhi. Pemimpinnya selalu mau berperan sebagai pemain tunggal pada a one man show. Setiap perintah dan kebijakan ditetapkan tanpa berkonsultasi dengan bawahannya. Pemimpin selalu berdiri jauh dari anggota kelompoknya jadi ada sikap menyisihkan diri dan eksklusivisme. Pemimpin otokritas itu senantiasa ingin berkuasa absolut, tunggal, dan merajai keadaan.
e.    Tipe Laissez Faire
Pada tipe kepemimpinan ini sang pemimpin praktis tidak memimpin dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semau sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikitpun dalam kegiatan kelompoknya. Semua perkerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahan sendiri. Dia merupakan pemimpin simbol dan biasanya tidak memiliki keterampilan teknis, sebab duduknya sebagai direktur atau pemimpin ketua dewan, komandan, kepala biasanya diperoleh melalui penyogokan, suapan, atau berkat sistem nepotisme. Dia tidak mempunyai kewibawaan dan tidak bisa mengontrol anak buahnya. Tidak mampu melaksanakan koordinasi kerja, dan tidak berdaya sama sekali menciptakan suasana kerja yang kooperatif. Sehingga organisasi atau perusahaan yang dipimpinnya menjadi kacau balau, morat-marit, dan pada hakikatnya mirip satu firma tanpa kepala. Pemimpin laissez faire itu pada hakikatnya bukanlah seorang pemimpin dalam pengertian yang sebenarnya. Sebab bawahannya dalam situasi kerjanya sedemikian itu sama sekali tidak terpimpin, tidak terkontrol, tanpa disiplin, masing-masing orang bekerja semau sendiri.
f.     Tipe Populistis
Profesor Peter Worsley dalam bukunya The Third World mendefinisikan kepemimpinan populistis yang dapat membangunkan solidaritas rakyat misalnya Soekarno dengan ideologi marhaenisme, yang menekankan masalah kesatuan nasional, nasionalisme, dan sikap yang berhati-hati terhadap kolonialisme dan penindasan-penghisapan serta penguasaan oleh kekuatan-kekuatan asing. Kepemimpinan populistis ini berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisional. Juga kurang mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang-hutang luar negeri (asing). Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan (kembali) nasionalisme.
g.    Tipe Administratif atau Eksekutif
Kepemimpinan ini adalah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Sedang para pemimpinnya terdiri dari teknorat dan administratur-administratur yang mampu mengerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Dengan demikian dapat dibangun sistem administrasi dan birokrasi yang efisien untuk memerintah yaitu untuk memantapkan  integritas bangsa pada khususnya dan  usaha pembangunan pada umumnya. Dengan kepemimpinan administratif ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, industri, manajemen modern, dan perkembanngan sosial ditengah masyarakat.
h.    Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat, dan sugesti bawahan. Juga bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat. Kepemimpinan demokratis juga sering disebut kepemimpinan group developer. Kepemimpinan demokratis biasanya berlangsung secara mantap, dengan adanya gejala-gejala sebagai berikut:
Ø Organisasi dengan segenap bagian-bagiannya berjalan lancar, sekalipun pemimpin tersebut tidak ada dikantor
Ø Otoritas sepenuhnya didelegasikan kebawah, dan masing-masing orang menyadari tugas serta kewajibannya sehingga mereka merasa senang, puas hati, dan aman menyandang tugas kewajibannya
Ø Diutamakan tujuan-tujuan kesejahteraan pada umumnya. Kelancaran kerja sama dari setiap warga kelompok
Ø Dengan begitu pemimpin demokratis berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat dinamisme dan kerja sama, demi percapaian tujuan organisasi dengan cara yang paling cocok dengan jiwa kelompok dan situasi
Kepemimpinan demokratis menitikberatkan masalah aktivitas setiap anggota kelompok juga para pemimpin lainnya, yang semuanya terlibat aktif dalam penentuan sikap, pembuatan rencana, pembuatan keputusan, penerapan disiplin kerja, dan etik kerja.

3.    Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Kepemimpinan
            Seperti yang telah kita ketahui kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerja sama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu. Namun ada beberapa faktor-faktor penting yang memengaruhi kepemimpinan tersebut, diantaranya adalah:
a.    Faktor Kemampuan Personal
Pengertian kemampuan personal adalah kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkungan, jika tidak ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa dan standar. Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi kepemimpinan namun mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan menjadi pemimpin dengan kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara potensi bawaan dan perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak terpisahkan yang sangat menentukan hebatnya seorang pemimpin.
b.    Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. Sama-sama mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunyai pengarauh yang berbeda.
c.    Faktor Situasi dan Kondisi
Pengertian situasi adalah kondisi yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi tidak menentu dan kacau akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak berkepribadian progresif maka perlu pemimpin transformasional. Jika identitas yang akan dicitrakan organisasi adalah religius maka kehadiran pemimpin yang mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat signifikan. Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah dan memilih kemampuan para pemimpin, apakah ia hadir disaat yang tepat atau tidak.

B.   PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN
1.    Pengertian Pembelajaran
            Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat dalam perubahan yang terjadi, tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah teoritis dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati.
            Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Menurut Wikipedia, pengertian pembelajaran adalah bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pengertian pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
            Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.


2.    Pengertian Efektif dan Efisien
            Efektif mengandung pengertian sebagai pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif, membuat keputusan yang tepat dan sukses dalam mengimplementasikannya, melakukan hal yang tepat, dengan tepat, di waktu yang tepat.
            Efisien mengandung pengertian sebagai penggunaan sumber daya minimal untuk menghasilkan output dengan volume yang diharapkan (hasil yang optimum), menggunakan sumber daya secara bijak dan hemat, pengoperasian dengan sesuai sehingga tidak ada sumber daya yang terbuang.
            Kata efektif dan efisien sangat sering kita katakan terutama disetiap kegiatan, keduanya mempunyai perbedaan yang kadang salah pengertian. Pengertian dan perbedaan kata efektif dan efisen yang mudah dipahami tapi kadang malah jadi rancu  dalam pemahamannnya. Ketika membahas suatu perencanaan dan sebuah tujuan dan program kerja kata efektif dan efisien pasti digunakan. Memang kedua kata tersebut tepat untuk konteks yang berorientasi tujuan atau hasil. Nah adapun perbedaan diantara keduanya adalah efektif artinya tepat guna dan efisien berarti tepat waktu.
3.    Faktor Positif Dan Negatif Yang Memengaruhi Pembelajaran Efektif Dan Efisien
            Saat proses belajar dapat terjadi berbagai hambatan, itulah salah satu bunyi dari prinsip pembelajaran. Untuk dapat mengetahui dan mengatasi hambatan-hambatan maka kita harus berfikir mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi suatu proses belajar dan pembelajaran. Setelah mengetahui berbagai prinsip pembelajaran, kita dapat menganalisa lebih jauh mengenai faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada saat proses belajar.
            Diprinsip-prinsip pembelajaran kita mengetahui bahwa belajar membutuhkan proses, interaksi, motivasi, lingkungan, dll. Kali ini kita akan bahas dalam konteks faktor-faktor yang dapat berpengaruh saat proses belajar dan pembelajaran. Faktor-faktor yang akan kita bicarakan disini adalah faktor positif dan negatif itu sendiri yang dapat berpengaruh. Adapun faktor positif dan negatif ini dapat dilihat dari dua faktor di bawah ini yaitu:
a.    Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi baik secara positif maupun negatif terhadap hasil belajar individu. Faktor internal ini meliputi:
Ø Faktor fisiologis, adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani. Faktor ini dapat berpengaruh positif pada pembelajaran jikalau kondisi fisik sehat dan bugar. Dan sebaliknya dapat berpengaruh negatif jika fisik lemah dan sakit. Kedua, keadaaan fungsi jasmani. Fungsi jasmani yang dimaksudkan adalah panca indra manusia terutama indra penglihatan dan pendegaran. Panca indra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Panca indra yang berfungsi dengan baik merupakan faktor positif yang memengaruhi pembelajaran. Sedangkan dapat menjadi faktor negatif ketika fungsi panca indra tidak berjalan dengan baik.
Ø Faktor psikologis, adalah faktor yang berkaitan dengan kecerdasaan, motivasi, minat, sikap, dan bakat. Pertama, kecerdasan adalah kualitas otak yang merupakan organ pengendali paling tinggi. Kecerdasan biasa juga disebut intelegensi. Semakin tinggi intelegensi seorang individu semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar (faktor positif). Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu maka semakin semakin sulit mencapai kesuksesan pembelajaran (faktor negatif). Kedua, motivasi, adalah salah satu faktor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Dorongan ingin tahu, adanya sifat positif dan kreatif, adanya keinginan untuk mencapai prestasi, pujian, dan dorongan dari orang tua merupakan faktor positif. Sebalikya akan menjadi faktor negatif ketika tidak ada motivasi dalam diri dan kurangnya respon dari lingkungan. Ketiga, minat adalah kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa yang memiliki minat untuk belajar merupakan faktor positif, akan tetapi ketika minat itu tidak ada maka bisa menjadi faktor negatif. Keempat, adalah sikap. Sikap yang baik merupakan faktor positif yang dapat memengaruhi pembelajaran seperti perasaan senang dan ketika muncul perasaan tidak senang maka itu akan menjadi faktor negatif. Dan kelima, adalah bakat. Faktor positif yang dimaksudkan di sini adalah ketika mampu menempatkan siswa sesuai dengan bakat yang dimiliki sehingga itu akan mengefektifkan pembelajaran. Dan jika yang terjadi adalah sebaliknya maka itu merupakan faktor negatif.
b.    Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu dan dapat memengaruhi baik secara positif maupun negatif terhadap hasil belajar individu. Faktor eksternal ini meliputi:
Ø Lingkungan sosial, meliputi tiga aspek. Pertama, lingkungan sosial keluarga. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga, pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap pembelajaran. Hubungan yang harmonis antar sesama anggota keluarga merupakan faktor positif yang memengaruhi pembelajaran. Sedangkan ketika komunikasi tidak berjalan dengan baik dalam sebuah keluarga, terjadinya masalah seperti broken home, maka semua itu bisa menjadi faktor negatif. Kedua, lingkungan sosial masyarakat yakni kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran, dan anak terlantar akan menjadi faktor negatif bagi kelangsungan pembelajaran. Sebaliknya, lingkungan masyarakat yang baik akan menjadi faktor positif. Ketiga, lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi sekolah, dan teman-teman sekelas. Hubungan harmonis antara ketiganya merupakan faktor positif dan jika yang terjadi adalah sebaliknya maka itu merupakan faktor negatif.
Ø Lingkungan non sosial, yang termasuk di sini adalah lingkungan alamiah, faktor instrumental, dan faktor materi pelajaran. Pertama, lingkungan alamiah yaitu udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu terang atau gelap, suasana yang sejuk dan tenang merupakan faktor positif yang memengaruhi pembelajaran. Dan ketika suasana ribut, cuaca panas, dan sebagainya maka itu merupakan faktor negatif yang memengaruhi pembelajaran. Kedua, faktor instrumental. Keberadaan sarana dan prasarana, kurikulum, buku panduan, dll yang baik merupakan faktor positif dan ketika alat-alat instrumental di atas tidak lengkap pada sebuah sekolah maka itu merupakan faktor negatif. Dan ketiga, adalah faktor materi pelajaran. Seharusnya materi pelajaran yang diberikan kepada siswa harus memperhatikan usia siswa.

C.  PENUTUP
1.    Kesimpulan
            Guru adalah figure manusia sebagai seseorang pemimpin dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Kepemimpinan guru dalam pendidikan harus tegas dan baik. Guru adalah pemimpin bagi anak didiknya. Oleh karena itu, harus terbangun kepemimpinan yang tegas dan baik dari guru untuk anak didiknya, anak didik terhadap dirinya sendiri untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.    Saran
            Menyadari bahwa makalah saya masih jauh dari kata sempurna, selanjutnya saya akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat dipertanggung jawabkan.